Baru saja melangkahkan kaki meninggalkan bukit cimuruy, aku sudah kangen. Aku rindu kebersamaan kita, keceriaan mendaki bukit hijau Cimuruy, melewati cokelatnya lumpur sawah, menantang derasnya sungai, membuka jalan di hutan yang penuh dengan duri dan kita terseok-seok melewati hijaunya pepohonan, diguyur hujan rintik-rintik serta ditiup angin.
Kau ingat, kawan? Sepatuku hilang hanyut terbawa derasnya sungai, namun hanya satu. Maka, ku sedekahkan saja satu sepatuku yang lain pada sungai yang telah membawa pergi satunya. Jadilah aku tak bersepatu melewati hutan-hutan, sungai, sawah-sawah sambil sesekali menahan nyeri karena tertusuk duri. Akhirnya aku membeli sendal jepit yang.... lucunya kekecilan. Aku bertahan sampai pulang ke Serang dengan sendal jepit yang kekecilan. :P
Ah, semua itu, adalah anugerah. Takkan mungkin terlupa.
Aku kangen pada.....
Kebersamaan kita
Keceriaan kita
Katak ceria yang sepertinya tidak rela ketika kita mendahului mereka
Pada sawah yang sepertinya tak rela lumpurnya kita injak-injak
Pada sungai yang telah merampas sepatuku
Pada rimbunnya hutan yang menjadi paru-paru dunia kita
Pada kupu-kupu yang kita temukan baru saja bermetamorfosis dari pupa
Pada ular yang mengerikan yang tergeletak mati di tepi sawah
Kebun-kebun yang kita lewati
Rumah-rumah penduduk yang asri
Apa lagi?
Oh, villa asyik di tengah sawah
Villa cantik di bukit cimuruy
Langit yang membentang di cakrawala
angin yang bertiup sepoi-sepoi
gunung-gunung yang mengelilingi kita
Hingga suatu tempat yang penuh dengan bunga tempat kita menjadi narsis (Yang ini tidak usah dibongkar kayaknya)
Pada orang-orang disekitar bukit cimuruy yang menurutku sangat baik
Sungguh, masih membekas jelas dalam ingatan saat kita....
Terjatuh
Basah di guyur hujan
Semuanya....
Semuanya....
Semuanya....
Kebersamaan itu.....
Adalah kita
J
Kau ingat, kawan? Sepatuku hilang hanyut terbawa derasnya sungai, namun hanya satu. Maka, ku sedekahkan saja satu sepatuku yang lain pada sungai yang telah membawa pergi satunya. Jadilah aku tak bersepatu melewati hutan-hutan, sungai, sawah-sawah sambil sesekali menahan nyeri karena tertusuk duri. Akhirnya aku membeli sendal jepit yang.... lucunya kekecilan. Aku bertahan sampai pulang ke Serang dengan sendal jepit yang kekecilan. :P
Ah, semua itu, adalah anugerah. Takkan mungkin terlupa.
Aku kangen pada.....
Kebersamaan kita
Keceriaan kita
Katak ceria yang sepertinya tidak rela ketika kita mendahului mereka
Pada sawah yang sepertinya tak rela lumpurnya kita injak-injak
Pada sungai yang telah merampas sepatuku
Pada rimbunnya hutan yang menjadi paru-paru dunia kita
Pada kupu-kupu yang kita temukan baru saja bermetamorfosis dari pupa
Pada ular yang mengerikan yang tergeletak mati di tepi sawah
Kebun-kebun yang kita lewati
Rumah-rumah penduduk yang asri
Apa lagi?
Oh, villa asyik di tengah sawah
Villa cantik di bukit cimuruy
Langit yang membentang di cakrawala
angin yang bertiup sepoi-sepoi
gunung-gunung yang mengelilingi kita
Hingga suatu tempat yang penuh dengan bunga tempat kita menjadi narsis (Yang ini tidak usah dibongkar kayaknya)
Pada orang-orang disekitar bukit cimuruy yang menurutku sangat baik
Sungguh, masih membekas jelas dalam ingatan saat kita....
Terjatuh
Basah di guyur hujan
Semuanya....
Semuanya....
Semuanya....
Kebersamaan itu.....
Adalah kita
J