Di saat semua bersuka cita, menggembirai setiap gembira yang tercipta, membersamai orang-orang terdekat, gadis kecil itu tertunduk, melipat wajahnya, dan memajukan mulutnya. Entah apa sebab, ia menangis di pojokan sana. Menjadikan pemandangan yang tak biasa. Ya tak biasa karena semua memamerkan senyum manisnya, hanya dia yang berurai air mata.
Dan aku tak berdaya untuk memulai percakapan dengannya. Karena aku tau, setiap aku berani mencoba membuka suara, ia akan lari, dan mungkin akan semakin kencang tangisnya. Ah sudahlah, jangan menangis, sayang. Dunia di luar sana lebih kejam, dan kau harus kuat.
Allah menciptakan manusia sebagai afdhalul makhluqat, yaitu bahwa Allah menjadikan manusia lebih utama/lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya, termasuk malaikat. Keutamaan/kemuliaan manusia dibandingkan makhluk lainnya terletak pada akalnya. Kapasitas akal manusia memiliki potensi untuk menjadikan manusia sebagai Khalifah fil ardh. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30 :
“Aku hendak menjadikan Khalifah di bumi…”
Kapasitas akal akan menjadikan manusia sebagai khalifah fil ardh, dimana khalifah fil ardh ini berarti bahwa manusia akan mampu menata kehidupan di bumi. Menata di sini berarti menata berdasarkan pemikiran. Konsep penataan itu harus berangkat dari pemikiran-pemikiran.
Problem manusia dari berbagai persoalan dan berbagai aspek di dalam kehidupannya, semua itu bisa diselesaikan dan bisa ditata sehingga hidup manusia di bumi ini menjadi mulia dan harmonis bersama makhluk-makhluk Allah yang lainnya sesuai dengan porsinya masing-masing. Kehidupan manusia yang mulia dan harmonis ini akan terwujud apabila ditata dengan pemikiran-pemikiran yang benar. Hal itu terjadi karena akal manusia mampu melakukan aktivitas berfikir. Maka, kata kunci manusia mampu menata kehidupan di bumi adalah dengan melakukan aktivitas berfikir. Aktivitas berfikir inilah yang akan melahirkan pemikiran-pemikiran dan produknya adalah bisa berupa ilmu pengetahuan (sains teknologi) dan bisa berupa Tsaqafah (ilmu yang mengandung tata nilai).
Ilmu pengetahuan dan Tsaqafah menjadi modal manusia untuk menata kehidupan di bumi. Hal ini berarti bahwa manusia akan mampu menyelesaikan seluruh problematika kehidupannya, bukan hanya dalam persoalan individu dan keluarga, tetapi juga masyarakat, bangsa dan dunia. Karena konsep manusia sebagai khalifah fil ardh itu adalah penataan kehidupan di bumi yang artinya berskala dunia, sehingga akan tercipta kebaikan-kebaikan dalam kehidupan umat manusia. Dengan konsep ini, manusia tidak akan merusak makhluk-makhluk lainnya, sehingga makhluk-makhluk lainnya akan hidup berdasarkan porsi yang diberikan Allah SWT. Porsi alam semesta (tumbuhan, hewan, tanah, udara, air) diciptakan Allah SWT untuk dimanfaatkan oleh manusia, sebagaimana Firman Allah SWT :
“Dia lah (Allah) yang telah menciptakan untuk kalian segala sesuatu yang ada di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 29)
Ayat tersebut menegaskan bahwa Semua yang ada di alam semesta ini telah disiapkan oleh Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia. Jika manusia tidak mampu memelihara apa yang telah disiapkan oleh Allah, maka yang terjadi adalah munculnya berbagai penderitaan. Sebagai contoh, Allah telah menyiapkan air untuk manusia. Air yang telah disiapkan oleh Allah ini adalah air yang bersih, bukan yang kotor. Tapi kenapa saat ini air besih menjadi sulit? Hal itu terjadi karena kedzaliman manusia, yang serakah, yang tidak menggunakan aturan penciptanya untuk mengatur kehidupan, termasuk dalam pengelolaan air ini.
Allah telah membuat mekanisme terkait air, dimana Allah telah menyiapkan air ini untuk kebutuhan manusia dalam jumlah yang cukup dan kualitas terbaik. Dalam bahasa sains kualitas air terbaik ini artinya memiliki kandungan mineral yang tinggi dan kandungan logam beratnya NOL. Refresentasi kualitas air terbaik adalah mata air-mata air di pegunungan. Dimana air pegunungan ini bisa langsung diminum tanpa perlu dimasak. Dan di surga, kualitas minuman apapun semuanya dalam bentuk mata air. Bukankah Al-Qur’an sudah memberitakan hal itu?
“Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir”. (Q.S Ar-Rahman : 50)
“Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar”. (Q.S Ar-Rahman : 66)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa (Muttaqiin) itu berada dalam surga (taman-taman) dan di dekat mata air-mata air yang mengalir” (Q.S Al-Hijr :45)
"Di dalamnya ada mata air yang mengalir” (Q.S. Al-Ghasyiyah: 12)
Sementara di dunia, kualitas minuman terbaik yang bersumber dari mata air dan tidak bisa diproses oleh manusia adalah air zam-zam. Subhanallah, semua yang ada di alam semesta ini bisa dimanfaatkan oleh manusia kecuali yang dilarang. Subhanallah, tiadalah Allah menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Allah, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Akal manusia memiliki kemampuan melahirkan pemikiran-pemikiran yang mampu menata kehidupan di dunia dan hidup harmonis serta mampu memenuhi semua kebutuhannya dengan kualitas terbaik. Maka, ketika manusia tidak mampu menyelesaikan problematika kehidupannya dengan benar, yang salah adalah jiwa manusia itu sendiri yang tidak mau menggunakan akalnya.
Pemikiran-pemikiran yang ada sekarang justru tidak memfungsikan akal manusia, terutama bangsa-bangsa kaum muslimin. Hal itu terjadi, tidak lain dan tidak bukan adalah agar bangsa-bangsa kaum muslimin bisa ditata oleh kaum kafir. Sebab, jika kapasitas akal kaum muslimin dikembalikan pada porsinya, maka kaum musliminlah yang akan menata bumi, yang artinya kaum musliminlah yang akan memimpin peradaban dunia. Inilah yang sangat ditakutkan Barat.
Aku mencoba menggiring hatiku untuk maju, bangkit dari segala keterpurukan. Dan ternyata….. tak semudah seperti praduga. Terkadang, rasa cemas, takut, khawatir, esmoshi numplek menjadi satu, campur-campur, semua deh ada disini, di hatiku.
Aku selalu, seperti berlomba dengan waktu, berlari-larian, takut tertinggal, merugi. Kata Allah, manusia itu merugi, kecuali…..
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Q.S Al-‘Ashr : 1-3)
Maafkan jika aku tak sempurna. Tak bisa kuingkari bahwa kefanaan itu milikku, milik manusia, milikmu juga, bukan? Kadang aku lelah sehingga seringkali tertinggal jauh dari jarak yang mesti aku tempuh. Terkadang aku hanya tegak berdiri melihat kau berlari-lari. Meski dalam hati, aku juga ingin seperti kau, berlari.
Aku punya cerita yang sampai saat ini erat dalam genggamanku. Suatu saat, aku juga ingin berbagi, tapi entah kapan. Meski, terkadang aku juga ingin melepasnya atau terkadang juga tak ingin kulepas. Entahlah…..
Maafkan jika seringkali aku lalai dalam amanah. Aku malu, padamu dan pada-Mu.
Kadang, aku mentoleransi hatiku untuk diam atau berteriak
Meski aku juga berharap padamu dan pada-Mu.
Akan tetapi benar adanya, berharap padamu bisa kecewa dan pada-Mu menentramkan.
Terkadang aku memberisiki batinku dengan doa pada-Mu
Mungkin kau dan Kau tahu? Ya, Kau tahu
Tak perlu aku beritahu kau, cukup Kau tahu
Katamu, aku harus sabar
Kata-Mu juga begitu
Bukankah….?????
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
Aku ingin lekas pergi dari kepahitan dan merapat pada-Mu, karena hari semakin senja dan tak Nampak lagi awan di langit sana, yang ada hanyalah gelap malam mengganti cahaya siang
Aku tahu, Kau akan mengganti malam ini dengan hangatnya mentari esok hari
Ya, akan ada esok hari.
Harapan?
Kau…..
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir 60).
“Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya do’a itu” (HR. Tirmidzi).
“Aku berada pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika prasangkanya baik, maka baiklah, dan jika prasangkanya jelek, maka jeleklah.”(at-Thabrani, al-Mu’jamul-Ausath no. 8115. As-Silsilah as-Shahihah al-Albani no. 1663)
Ah, tak seharusnya aku menjauh dari-Mu
Semestinya aku selalu dekat dengan-Mu
Dan tak perlu risau jika aku dan kau, dipisahkan oleh Kau dengan jarak dan waktu
Bukankah orang-orang beriman akan dikumpulkan dalam keindahan surga-Mu?
Persaudaraan dan persahabatan kita tak kan lekang oleh jarak dan waktu, aku yakin itu
Kau adalah Satu
Dan kau adalah salah satu dari sekian banyak yang mewarnai hari-hariku
Dan …….
Aku hanya perlu menggantungkan asaku pada-Mu bukan padamu