Dear ……
Aku mencoba menggiring hatiku untuk maju, bangkit dari segala keterpurukan. Dan ternyata….. tak semudah seperti praduga. Terkadang, rasa cemas, takut, khawatir, esmoshi numplek menjadi satu, campur-campur, semua deh ada disini, di hatiku.
Aku selalu, seperti berlomba dengan waktu, berlari-larian, takut tertinggal, merugi. Kata Allah, manusia itu merugi, kecuali…..
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Q.S Al-‘Ashr : 1-3)
Maafkan jika aku tak sempurna. Tak bisa kuingkari bahwa kefanaan itu milikku, milik manusia, milikmu juga, bukan? Kadang aku lelah sehingga seringkali tertinggal jauh dari jarak yang mesti aku tempuh. Terkadang aku hanya tegak berdiri melihat kau berlari-lari. Meski dalam hati, aku juga ingin seperti kau, berlari.
Aku punya cerita yang sampai saat ini erat dalam genggamanku. Suatu saat, aku juga ingin berbagi, tapi entah kapan. Meski, terkadang aku juga ingin melepasnya atau terkadang juga tak ingin kulepas. Entahlah…..
Maafkan jika seringkali aku lalai dalam amanah. Aku malu, padamu dan pada-Mu.
Kadang, aku mentoleransi hatiku untuk diam atau berteriak
Meski aku juga berharap padamu dan pada-Mu.
Akan tetapi benar adanya, berharap padamu bisa kecewa dan pada-Mu menentramkan.
Terkadang aku memberisiki batinku dengan doa pada-Mu
Mungkin kau dan Kau tahu? Ya, Kau tahu
Tak perlu aku beritahu kau, cukup Kau tahu
Katamu, aku harus sabar
Kata-Mu juga begitu
Bukankah….?????
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
Aku ingin lekas pergi dari kepahitan dan merapat pada-Mu, karena hari semakin senja dan tak Nampak lagi awan di langit sana, yang ada hanyalah gelap malam mengganti cahaya siang
Aku tahu, Kau akan mengganti malam ini dengan hangatnya mentari esok hari
Ya, akan ada esok hari.
Harapan?
Kau…..
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir 60).
“Berdo’alah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya do’a itu” (HR. Tirmidzi).
“Aku berada pada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika prasangkanya baik, maka baiklah, dan jika prasangkanya jelek, maka jeleklah.” (at-Thabrani, al-Mu’jamul-Ausath no. 8115. As-Silsilah as-Shahihah al-Albani no. 1663)
Ah, tak seharusnya aku menjauh dari-Mu
Semestinya aku selalu dekat dengan-Mu
Dan tak perlu risau jika aku dan kau, dipisahkan oleh Kau dengan jarak dan waktu
Bukankah orang-orang beriman akan dikumpulkan dalam keindahan surga-Mu?
Persaudaraan dan persahabatan kita tak kan lekang oleh jarak dan waktu, aku yakin itu
Kau adalah Satu
Dan kau adalah salah satu dari sekian banyak yang mewarnai hari-hariku
Dan …….
Aku hanya perlu menggantungkan asaku pada-Mu bukan padamu
Aku dan kau, sama-sama berharap pada-Mu
Aku tak ingin jauh dari-Mu
Dan harus rela kau menjauh